Pesawat
bisa terbang karena ada momentum dari dorongan horizontal mesin pesawat
(Engine), kemudian dorongan engine tersebut akan menimbulkan perbedaan
kecepatan aliran udara dibawah dan diatas sayap pesawat . Kecepatan udara
diatas sayap akan lebih besar dari dibawah sayap di karenakan jarak tempuh
lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di
bawah sayap, waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan di bawah
sayap adalah sama . Menurut hukum Bernoulli , kecepatan udara besar menimbulkan
tekanan udara yang kecil . Sehingga tekanan udara di bawah sayap menjadi lebih
besar dari sayap pesawat bagian atas. Sehingga akan timbul gaya angkat (Lift)
yang menjadikan pesawat itu bisa terbang.
Pada
awalnya manusia menganggap bahwa untuk bisa terbang maka kita harus
melakukannya sebagaimana burung terbang. Para penemu pesawat, yang pertama kali
menciptakan pesawat, diilhami oleh burung yang terbang dengan mengepakkan
sayapnya. Maka pesawat juga diberi sayap. Tapi, sayap pesawat bukan berarti
untuk dikepak-kepakkan seperti sayap burung.
Kegunaan
sayap pada pesawat adalah untuk membuat perbedaan kecepatan angin di atas badan
pesawat dan di bawah badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih
cepat daripada kecepatan angin di bawah. Pesawat pada saat terbang akan
menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan udara, hambatan karena berat
badan pesawat itu sendiri, dan hambatan pada saat menabrak awan. Oleh karena
itu, pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya
sekecil mungkin.
Selama penerbangan, ada empat gaya yang bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju/ gaya dorong. Dan keempat, gaya ke belakang/ gaya hambatan. Nah, gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Nah, karena adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat dapat terbang.
Selama penerbangan, ada empat gaya yang bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju/ gaya dorong. Dan keempat, gaya ke belakang/ gaya hambatan. Nah, gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Nah, karena adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat dapat terbang.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar