Senin, 03 Desember 2012
Mengapa Pesawat Bisa Terbang?
Pesawat
bisa terbang karena ada momentum dari dorongan horizontal mesin pesawat
(Engine), kemudian dorongan engine tersebut akan menimbulkan perbedaan
kecepatan aliran udara dibawah dan diatas sayap pesawat . Kecepatan udara
diatas sayap akan lebih besar dari dibawah sayap di karenakan jarak tempuh
lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di
bawah sayap, waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan di bawah
sayap adalah sama . Menurut hukum Bernoulli , kecepatan udara besar menimbulkan
tekanan udara yang kecil . Sehingga tekanan udara di bawah sayap menjadi lebih
besar dari sayap pesawat bagian atas. Sehingga akan timbul gaya angkat (Lift)
yang menjadikan pesawat itu bisa terbang.
Pada
awalnya manusia menganggap bahwa untuk bisa terbang maka kita harus
melakukannya sebagaimana burung terbang. Para penemu pesawat, yang pertama kali
menciptakan pesawat, diilhami oleh burung yang terbang dengan mengepakkan
sayapnya. Maka pesawat juga diberi sayap. Tapi, sayap pesawat bukan berarti
untuk dikepak-kepakkan seperti sayap burung.
Kegunaan
sayap pada pesawat adalah untuk membuat perbedaan kecepatan angin di atas badan
pesawat dan di bawah badan pesawat. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih
cepat daripada kecepatan angin di bawah. Pesawat pada saat terbang akan
menghadapi beberapa hambatan, diantaranya hambatan udara, hambatan karena berat
badan pesawat itu sendiri, dan hambatan pada saat menabrak awan. Oleh karena
itu, pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya
sekecil mungkin.
Selama penerbangan, ada empat gaya yang bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju/ gaya dorong. Dan keempat, gaya ke belakang/ gaya hambatan. Nah, gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Nah, karena adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat dapat terbang.
Selama penerbangan, ada empat gaya yang bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju/ gaya dorong. Dan keempat, gaya ke belakang/ gaya hambatan. Nah, gaya angkat dan gaya maju/ gaya dorong merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang/ gaya hambatan. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Nah, karena adanya gaya-gaya ini akhirnya pesawat dapat terbang.
Sumber:
Mengapa Terlebih Dahulu Melihat Kilat Kemudian Baru Mendengar Bunyi Guntur?
Gambar Kilat |
Kilat
atau petir adalah loncatan-lontatan listrik dari satu awan ke awan lainnya.
Loncatan yang bermuat listrik jutaan volt itu saling bergesekan dengan udara
hingga memunculkan bunga api. Inilah yang disebut kilat. Pergesekan itu begitu
hebatnya. Ia membelah, menabrak, dan menekan udara disekitarnya benturan
benturan ini begitu kerasnya sehingga menimbulkan suara yang menggelegar.
Peristiwa
terjadinya petir diawali dengan terbentuknya awan. Air laut yang menguap karena
panas sinar matahari, naik ke udara. Perubahan suhu menyebabkan uap air berubah
menjadi awan, antara lain awan cumulonimbus atau yang biasanya
disebut dengan awan petir. Awan cumulonimbus yang menggumpal
seperti kapas dan tampak lembut itu ternyata berisi butiran-butiran air dan
kristal-kristal es. Butiran air dan kristal es ini berbenturan hingga
menciptakan muatan listrik positif dan negatif. Di gumpalan awan cumulonimbus lainnya
juga mengalami kejadian serupa. Awan-awan ini kemudian saling berbenturan.
Muatan listrik pun juga ikut terpengaruh. Proses benturan ini, singkatnya
menyebabkan listrik bermuatan positif terkumpul di satu sisi awan dan yang
bermuatan negatif berada di sisi yang lainnya.
Semakin
lama potensi listrik semakin besar di awan tersebut sehingga muatan listrik
negatif (elektron) pun dilepaskan. Elektron atau muatan listrik negatif ini
akan mencari dan menuju muatan listrik positif. Nah, karena bumi merupakan
medan listrik yang amat besar dan tentunya mengandung muatan negatif dan
positif. Maka elektron dari awan akan “meloncat” menuju bagian permukaan bumi
yang bermuatan listrik positif. Loncatan elektron dari awan menuju bumi berupa
lidah api inilah yang disebut sebagai petir. Selain menuju bagian permukaan
bumi yang bermuatan positif, elektron dari awan ini juga bisa “meloncat” ke
awan cumulonimbus lainnya yang bermuatan listrik positif. Jadi
kilatan petir dapat terjadi dari awan ke bumi dan dari awan ke awan lainnya.
Kilat
terlihat terlebih dahulu di langit dan beberapa detik kemudian baru mendengar
bunyi guntur. Padahal kilat dan guntur terjadi pada saat yang bersamaan. Mengapa?
Ini terjadi karena gelombang cahaya yang membawa kilat dan gelombang bunyi yang membawa Guntur memiliki
cepat rambat yang berbeda. Cepat rambat cahaya jauh lebih besar dari pada cepat
rambat bunyi.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)